Selasa, 21 Agustus 2012

Hadis Tentang Keramat Para Wali dan Doa dengan Wasilah Amal Shaleh


Rasulullah saw bersabda: “Telah berangkat tiga orang, dari orang-orang (Islam) sebelum kamu semua, mereka mengungsi untuk menginap pada sebuah goa. Mereka bertiga memasuki goa dan kemudian runtuh batu-batu besar dari atas gunung hingga menutupi pintu goa di mana mereka berada. Mereka berkata: “Demi Allah, Allah tidak akan menyelamatkan dan melepaskan kamu semua dari dalam goa ini keculai kamu berdoa kepada Allah dengan wasilah amal-amal saleh kamu.” Berkata seorang lelaki di antara mereka, “Sungguh aku memiliki ibu dan bapa yang sudah renta, dan aku belum pernah memberi minum susu perahan sore hari padanya sama sekali.
Pada suatu hari, aku sudah mempersiapkan diri untuk berangkat menggembala dan aku belum pernah pulang ke rumah kepada ibu dan bapa hingga mereke berdua tertidur. Kemudian sore hari aku perahkan susu buat mereka berdua, aku datangi keduanya dengan membawa susu perahan dan aku temukan keduan sudah teridur, maka aku merasa kasihan untuk membangunkanya dan aku merasa sungkan untuk memberikan minuma susu perahan sore hari padanya dalam keadaan sudah tertidur. Kemudian aku pun tidur sambil memegangi wadah (gelas) susu guna menunggu mereka berdua bangun dari tidurnya hingga subuh datang. Kemudian keduanya terbanguan dan meminum susu perahan yang dihidangkan sore hari. Ya Allah, jika apa yang aku perbuat itu adalah hanya untuk mencari keridhaan-Mu, maka bukakanlah pintu goa dari kami apa yang ada pada kami.” Kemudian bergeserlah batu yang menutupi pintu goa, hanya saja mereka belum mampu untuk keluar dari dalam goa.
Bersabda lagi Rasulullah saw: “Berkata yang lain, “Ya Allah, aku memiliki perempuan anak paman dan aku begitu mencintainya, aku merayunya untuk menyerahkan dirinya, maka aku menahan diri hingga aku memberikanya seratus miskal. Kemudian aku mendatanginya pada paruh tahun-tahun yang lain dan aku telah behasil mendapatkan seratus miskal  dan dia mempersilahkan dirinya untukku, saat aku sampai pada sesuatu yang ada antara kedua paha kakinya, dia berkata, “Bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mengembani cincin kecuali dengan haknya.” Kemudian aku bangkit dari sisinya dan aku tinggalkan emas (seratus miskal)  yang aku berikan padanya. Ya Allah, jika yang aku perbuat itu karena mencari keridhaan-Mu, maka keluarkanlah kami dari  keadaan ini.” Kemudian batu bergeser  lagi, hanya mereka belum bisa untuk keluar dari dalam goa. 
Rasulullah saw bersabda lagi: “Berkata lelaki yang ketiga, “Ya Allah, sungguh aku mempekerjakan beberapa buruh dan aku berikan upah mereka semua selain salah seorang lelaki dari mereka yang meninggalkan bayaranya dan pergi begitu saja. Upahnya (aku kelola) berbuah hingga banyak berlimpah dan menjadi harta kekayaan. Kemudian pada suatu masa, lelaki itu mendatangi aku dan berkata, “Wahai Abdullah, bayarkan upah kerjaku.” Aku menjawab, “Seluruh yang kamu lihat adalah upah kerjamu hingaa unta, kambing, sapi, dan budak.” Lelaki itu berkata, “Wahai Abdullah, janganlah kamu menertawakan aku.” Aku menjawab padanya, “Aku tidak sedang menertawakanmu,” Kemudian lelaki itu mengambil semuanya itu dan menggiringnya hingga tidak meninggalkan sisa sedikit pun. Ya Allah, sungguh jika apa yang aku kerjakan itu karena mencari keridhaan-Mu, maka bukakanlah dari kami apa yang terjadi pada kami.”
Kemudian batu penutup itu bergeser dan mereka bertiga keluar dengan berjalan. Hadis ini shahih dan telah disepakati atas kesahihanya.[1]


[1] HR Bukhari dan Muslim